Kawasan Industri yang Terus Dicari



Laju pertumbuhan industri properti di Indonesia yang sedikit tersendat bukan hanya dialami sektor properti hunian dan ritel saja, melainkan juga bagi properti kawasan industri.

Di sektor ini, tidak semua pengembang memiliki andil. Hanya mereka yang memiliki modal besar atau pengembang besar saja  yang bermain di sektor ini. Pengembang seperti Intiland, Sinar Mas Land,  atau Lippo grup merupakan beberapa contoh pengembang yang sangat ekspansif untuk properti kawasan industri.

Head of Research Savils, Anton Sitorus, mengungkapkan, pengembang menengah sebenarnya juga dapat ikut menjadi pemain sektor properti kawasan industri, namun memang dibutuhkan modal dan landbank yang besar. Sebab itu, saat ini masih ada keengganan pengembang menengah untuk bermain di sektor properti ini.

Menurut Anton, properti kawasan industri juga masih memberikan prospek yang bagus pada tahun mendatang. Namun, seperti yang dialami  semua sektor industri properti, pertumbuhan kawasan industri saat ini masih melambat. Jika dibandingkan dengan dua tahun lalu, tahun ini menjadi tahun jenuh.

Permintaan untuk unit kawasan industri mengalami penurunan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Penyebabnya adalah harga yang sudah ada di ambang maksimal untuk unit kawasan industri. Artinya, harga yang ada saat ini sudah sangat sulit untuk naik lagi, kalau tidak ingin ditinggalkan konsumennya. "Tahun-tahun lalu kenaikan harga dapat mencapai 30 persen tiap tahun, saat ini angka 15 persen sudah maksimal," kata Anton.

Terlebih konsumen dari kawasan industri adalah perusahaan manufaktur yang memiliki hitungan ketat terkait pengeluaran. Kalau harga tanah yang ditawarkan terlalu mahal, perusahaan manufaktur akan lebih mencari tempat baru yang lebih murah. Pasalnya, konsumen dari kawasan industri ini masih didominasi  perusahaan yang sudah ada di Indonesia dan ingin melakukan ekspansi. Seperti perusahaan otomotif, atau farmasi yang sudah ada sejak dulu di Indonesia. Untuk perusahaan baru yang akan masuk, masih akan sangat sedikit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar